Palabuhanratu, Sukabumi — Jum’at 05 September 2025,- Yayasan Mutiara Palabuhanratu akan membuka rangkaian acara penyambutan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah pada hari Sabtu, 6 September 2025. Di tengah lantunan shalawat dan semangat kebersamaan, hadir pesan yang menggugah dari Ketua Yayasan, Dr. Awan Setiawan, S.MI, seorang pendidik dan pemimpin yang menanamkan nilai-nilai luhur dalam setiap langkahnya.
Kepada Matasosial, Dr. Awan menyampaikan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, melainkan momentum untuk menanamkan kembali nilai-nilai pendidikan yang berakar pada akhlak Rasulullah SAW, budaya bangsa, dan semangat Pancasila.
“Rasulullah SAW adalah guru agung umat manusia. Maka pendidikan harus meneladani beliau: membentuk karakter, bukan hanya kecerdasan. Di Yayasan Mutiara, kami ingin melahirkan generasi yang tidak hanya pintar, tapi juga beradab, yang mencintai tanah air dan menghormati sesama,” ucap Dr. Awan dengan penuh keyakinan.
Ia menegaskan bahwa Sukabumi Mubarokah bukan jadi kompas pembentukan karakter, dan sebagai arah pembangunan yang menyentuh jiwa. Pendidikan harus menjadi jembatan antara ilmu dan rasa, antara kemajuan dan kebijaksanaan lokal.
Pendidikan, Budaya, dan Pancasila: Tiga Pilar dalam Spirit Maulid
Acara Maulid ini juga menjadi ruang refleksi tentang pentingnya menjaga nilai budaya dan Pancasila dalam dunia pendidikan. Dr. Awan menyampaikan bahwa Yayasan Mutiara berkomitmen menjadikan sekolah sebagai tempat tumbuhnya cinta terhadap tradisi, gotong royong, dan keadilan sosial.
“Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi napas kehidupan. Rasulullah mengajarkan persatuan, keadilan, dan kasih sayang—semua itu hidup dalam sila-sila Pancasila. Maka pendidikan harus menyatu dengan budaya dan nilai kebangsaan dan ini sejalan dengan semangat Sukabumi Mubarokah,” lanjutnya.
Tausiah yang Menyentuh: Habib Umar Djamalulail
Habib Umar Djamalulail, seorang pentausiah Indonesia yang dikenal luas sebagai Pimpinan Pusat Majelis Dakwah Dzikir RI-1.
Beliau bukan hanya menyampaikan tausiah, tetapi menghadirkan nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia hari ini. Dalam setiap untaian kata, Habib Umar mengajak hadirin untuk menghidupkan akhlak mulia, memperkuat silaturahmi, dan menjadikan Maulid sebagai momentum memperbaiki diri dan lingkungan.
Habib Umar dikenal sebagai penceramah yang konsisten menyuarakan dakwah yang sejuk, merangkul, dan membangun. Kiprahnya di berbagai daerah telah memperkuat semangat kebangsaan dan spiritualitas umat, selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan budaya lokal. Habib Umar akan hadir sebagai Pentasuiah di Yayasan Muataira.
Maulid adalah cahaya. Dan cahaya itu harus kita bawa ke rumah, ke sekolah, ke kantor, ke ladang. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menghidupkan hati.
bahwa pendidikan di Sukabumi harus berakar pada nilai-nilai luhur, menyatu dengan budaya, dan berpijak pada semangat Pancasila. Dari Yayasan Mutiara, cahaya Maulid Nabi menyinari harapan: generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menjaga warisan bangsa dengan hati yang damai dibawah jiwa Sukabumi Mubarokah, demikian disampaikan oleh Ketua Yayasan Mutiara Palabuhanratu.